Membangun Kemandirian Pangan melalui Ekplorasi Sumber Pangan Lokal
Membangun Kemandirian Pangan melalui Ekplorasi Sumber Pangan Lokal
Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai ditingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.
Kebutuhan pangan manusia terus-menerus meningkat seiring berjalannya waktu, baik dalam jumlah maupun macamnya. Hal ini perlu diantisipasi, apalagi dengan adanya konsep deversifikasi pangan dalam rangka pencapaian ketahanan pangan. Ketahanan pangan bahkan swasembada pangan mampu tercapai jika kita memiliki banyak pilihan macam pangan. Oleh karena itu, eksplorasi sumber pangan perlu diperhatikan.
Perlunya membangun kemandirian pangan dengan mengesplorasi sumber pangan lokal agar negara tidak mendapat kerugian dan dapat menggatikan bahan pokok yaitu beras. Bahan yang bisa menggantikan padi adalah umbi-umbian, jagung, sagu, dll. Bahan alternatif itulah yang akan menjadikan pengganti beras pada saat yang akan datang. Jika bahan alternatif ini dapat dijalankan maka dari itu indonesia tidak perlu lagi mengimpor bahan pangan dari luar negeri lagi.
Gemah Ripah Loh Jinawi, sebuah ungkapan kalimat yang
cukup sederhana namun mempunyai arti dan makna yang luar biasa. Kalimat yang
mengantarkan kita pada kesadaran akan kekayaan potensi yang dimiliki oleh NKRI.
Kekayaan yang akan membawa kemakmuran, ketentraman, kesejahteraan dan kedamaian
bagi masyarakat seutuhnya.
Sayup-sayup semboyan itu sudah tidak lagi bermakna di Bumi Nusantara ini.
Tongkat kayu, dan batu jadi tanaman-pun (Kolam Susu) hanya tinggal sekedar
lirik lagu belaka. Kekayaan potensi yang sering disebut itu tidak lagi hadir
bagi masyarakatnya
Pemerintah pun juga tidak menunjukan sikap yang tegas untuk Membangun Kemandirian Pangan dan melepaskan diri dari ketergantungan impor. Sebagai generasi muda kita harus merubah itu semua. Padahal Indonesia merupakan negara yang subur dan mempunyai berbagai kekayaan hayati. Sebenarnya sumber daya alam kita sangat lah banyak hanya saja masyarakat di Indonesia malas untuk mengolahnya. Dan disinilah peranan besar mahasiswa pertanian untuk menunjukan bahwa banyak sumber pangan lokal yang dapat di gunakan sebagai sumber pangan baru sehingga dapan mengurangi jumlah impor yang sangat tinggi dan juga sebagai bentuk mencintai produk dalam negeri.
Diharapkan hal tersebut mampu menjadikan eksplorasi bagi pemerintah serta masyarakat indonesia pada umumnya. Karena ini semua dilakukan demi mewujudkan negara indonesia yang mandiri serta makmur berkat pengoptialan sumber makanan lokal. Mungkin dengan melakukan sistem impor dapat menjadikan jalan pintas demi tercapainya kemakmuran itu, tetapi berapa banyak nominal yang dihamburkan. Padahal Indonesia sendiri memiliki potensi didalamnya.
Letak Indonesia telah menjadikan kondisi tanahnya yang subur karena banyaknya gunung-gunung berapi yang ada di Indonesia. Saat gunung berapi meletus, maka letusannya itu dapat menyuburkan tanah di sekitarnya.
Hal ini karena letusannya akan menyemburkan abu
vulkanis sebagai penyubur kembali tanah yang kurang subur. Apabila kondisi
tanah subur, maka akan mengakibatkan berbagai jenis tanaman dapat tumbuh dengan
baik.
Kondisi tanah yang subur, iklim yang tropis dengan sinar matahari dan curah
hujan yang cukup telah menjadi keunggulan tersendiri bagi wilayah negara
Indonesia. Dengan kata lain, tanah yang subur akan memudahkan untuk ditanami
berbagai jenis tanaman yang selanjutnya akan memberikan hasil yang besar jika
dijual sehingga akan membantu perekonomian dan mensejahterakan penduduk
Indonesia.
Dengan keunggulan-keunggulan Indonesia tersebut, sangat janggal rasanya jika
negara ini masih saja mengimpor berbagai jenis pangan dari negara lain.
Indonesia harus memanfaatkan segala keunggulannya untuk membangun kemandirian
pangan melalui eksplorasi sumberdaya lokal. agroteknologi.umy.ac.id
atau umy.ac.id
Ada banyak langkah-langkah yang harus ditempuh guna mewujudkan kemandirian pangan, diantarannya sebagai berikut.
1. Membuat kebijakan mengenai daerah-daerah di Indonesia yang akan menjadi sentra produksi pangan. Pemerintah menentukan wilayah-wilayah mana saja yang akan digunakan sebagai sentra produksi pangan. Seperti dulu Subang dan Karawang dijadikan sebagai pusat dari produksi kedelai dan beras terbesar di Indonesia dan Gorontalo yang mampu mengekspor pisang berkualitas. Untuk hal ini perlu adanya koordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengetahui topografi wilayah didaerah tersebut dan pangan apa yang cocok untuk dikembangankan disana.
2. Membangun sarana suprastruktur di wilayah-wilayah sentra produksi pangan, seperti: pembangunan waduk, pembangunan saluran irigasi, pembangunan pabrik pupuk dan gudang penyimpanan hasil pangan. Kekeringan dan kelangkaan pupuk kerap menjadi permasalahan pertanian di Indonesia.
3. Membuat akses jalan yang baik untuk distribusi hasil pangan. Persoalan pelik dari distribusi hasil pangan yang terjadi sekarang adalah karena akses jalan yang buruk yang mengakibatkan distribusi menjadi lambat dan merusak hasil pangan yang akan dikirim.
4. Memberikan kredit untuk alat-alat pertanian dan memberikan subsidi untuk pupuk dan pestisida pada petani.
5. Membuat lembaga yang ditugaskan
melakukan riset dan penelitian untuk menciptakan bibit-bibit unggul dan
berkualitas baik dengan mempekerjakan lulusan-lulusan terbaik dibidang
pertanian melalui proses rekrutmen yang baik.
6. Membangun koperasi yang ditujukan
memasarkan hasil panen pertanian dengan dibarengi adanya kebijakan harga dari
pemerintah untuk setiap produk pertanian.
7. Mengembangkan pangan subtitusi
sebagai pengganti selain beras. Masyarakat Indonesia sudah menjadikan beras
sebagai makanan pokok. Pangan subtitusi ini adalah upaya untuk mengurangi
ketergantungan dan mengubah pola pikir masyarakat Indonesia jika karbohidrat
tidak harus selalu berasal dari beras, misalnya pada singkong, kentang, jagung
dan lain sebagainya.
Dengan upaya-upaya tersebut maka ke
depannya baik generasi tua dan muda dapat saling bahu-membahu membawa
kesejahteraan bagi dunia pertanian yang mandiri.
Komentar
Posting Komentar